Banyak orang menganggap hidup sebagai sesuatu yang biasa. Setiap pagi mereka bangun dan melakukan aktivitas mereka. Pada malam hari mereka membaringkan diri untuk tidur dengan tenang. Hidup terlihat begitu biasa.

Kemudahan seperti ini seringkali tidak dimiliki oleh orang-orang miskin. Kehidupan adalah pergumulan. Bisa makan sudah merupakan sebuah kemewahan. Bisa tidur dengan tenang setiap malam sudah merupakan sebuah berkat yang besar. Dibutuhkan keberanian ekstra untuk membuka mata di pagi hari dan menutup mata di malam hari.

Tidak heran Allah begitu memperhatikan orang-orang miskin. Jika ada orang lain yang menekan mereka, Allah tidak tinggal diam. Dia menjadi pembela bagi mereka yang tidak memiliki apa-apa. Ada hukuman serius bagi orang yang meremehkan sesamanya yang miskin. Itulah yang diberitakan oleh Amos kepada bangsa Israel.

Pasal 2:6-16 merupakan klimaks dari rangkaian ucapan penghukuman bagi bangsa-bangsa (1:3-2:16). Berita penghukuman untuk bangsa Israel diletakkan paling akhir. Ucapan ini juga paling panjang di antara semuanya. Jumlah kesalahan Israel yang disebutkan memang lebih banyak daripada kesalahan bangsa-bangsa lain. Objek dari pelanggaran mereka bukan penduduk dari negara lain (seperti kesalahan bangsa-bangsa lain di pasal 1), tetapi orang Israel sendiri. Orang sebangsanya. Orang yang mereka kenal. Betapa parahnya dosa bangsa Israel di 2:6-16! Amos yang dipanggil untuk melayani bangsa Israel (1:1 “tentang Israel”) tampaknya memang sengaja meletakkan bagian ini sebagai sorotan utama.

Karena teks hari ini sangat panjang, kita tidak akan membahasnya secara sekaligus. Hari ini kita hanya akan berfokus pada pelanggaran bangsa Israel. Itupun hanya yang bagian awal.

Apa saja pelanggaran yang mereka lakukan sehingga dianggap sudah keterlaluan atau melewati batas (2:6 “…tiga perbuatan….bahkan empat…”)? Seberapa seriuskah pelanggaran-pelanggaran tersebut sampai Allah tidak akan membatalkan hukuman-Nya atas bangsa Israel (2:6 “Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku”)?

Inti kesalahan di ayat 6-8 terletak pada penindasan terhadap kaum yang lemah. Penindasan ini diungkapkan melalui beragam tindakan. Semuanya menunjukkan betapa keadilan tidak mendapatkan tempat di Israel.

Artikel selengkapnya dapat dibaca di: http://rec.or.id/article_1057_Eksposisi-Amos-2:6-8