#KhotbahMinggu
#TetaplahMenyuarakanKebenaran
#Amos7:10-17
Khotbah Minggu ini adalah: Khotbah Minggu 11 Juli 2021, Tetaplah Menyuarakan Kebenaran, Amos 7:10-17


Amos adalah seorang nabi yang berasal dari Tekoa, suatu desa di pinggiran Yehuda, sekitar 16 km di sebelah selatan kota Yerusalem. Awalnya ia adalah seorang peternak kambing domba. Ia dipilih oleh Tuhan untuk bernubuat bagi kerajaan Israel Utara. Pelayanan Amos dilakukan pada masa pemerintahan raja Uzia di Yehuda dan Raja Yerobeam di Israel. Pada masa pemerintahan Yerobeam kerajaan Israel mengalami kemakmuran yang sangat pesat mereka mampu merebut berbagai wilayah yang dulunya dalam kekuasaan kerajaan Syiria.
Israel menjadi sebuah kerajaan yang makmur, dan membuat mereka merasa optimis menjadi sebuah kerajaan yang tak tertandingi. Namun di satu sisi situasi kehidupan sosial masyarakat pada masa masa itu tidak lagi sejalan dengan kehendak Allah, dimana ada begitu banya perlakuan tidak adil dari golongan yang kaya terhadap gologan yang miskin, demikian halnya para hakim tidak lagi menjalankan tugasnya dengan adil. Selain itu dalam kehidupan beragama saat itu ada begitu banyak kuil penyembahan terhadap ilah-ilah lain, sementara para imam tidak menentang kesalahan yang demikian, justru mereka membiarkannya.. Situasi itu adalah gambaran kebutaan rohani bangsa Israel. Atas kondisi yang penuh dengan keberdosaan itulah Amos diutus oleh Allah untuk menegur kesalahan umat Israel. Amos menyampaikan seruan eskatologis, yang bermuatan pada suatu keadaan dimana Allah akan memurnikan umatNya lewat penghukuman. Ada beberapa penglihatan yang dinyatakan Allah kepada Amos, satu diantaranya adalah penglihatan sebuah tali sipat yang dipegang oleh Allah, yang artinya bahwa Allah telah menaruh sebuah ukuran bagi umatnya, seperti seorang tukang yang mengukur kelayakan sebuah bangunan, apakah masih layak berdiri atau harus dirobohkan, demikianlah Allah telah mengukur bangsa yang tegar tengkuk itu dan ternyata mereka harus dihukum, kerajaan Israel Akan diruntuhkan. Demikianlah seruan nubuat yang disampaikan oleh nabi Amos yang pada akhirnya menuai penolakan dari seorang imam yang bernama Amazia. Amazia sangat terkejut dengan berita itu, dan memberitahukannya kepada Raja Yerobeam dengan berita tuduhan bawa Amos sedang merencanakan sebuah konspirasi untuk menjatuhkan Yerobeam. Amazia tidak mengizinkan Amos bernubuat di Betel, dan ia berusaha untuk mengusir Amos supaya kembali ke kampung halamannya di Yehuda. Namun sekalipun Amos tidak diizinkan menyampaikan nubuatannya, ia tetap dengan penuh keberanian menyuarakan kebenaran.

Saudara yang terkasih, Oleh karena kebenaran bisa saja seseorang dihina, dibenci atau dianiaya. Kita dapat mengingat bagaimana peristiwa penyaliban Tuhan Yesus yang terjadi oleh karena ketidakadilan dunia ini. Orang-orang Yahudi justru memilih seorang penjahat yang bernama Barabas untuk dilepaskan, sebagai gantinya adalah Yesus untuk disalibkan. Tuhan yesus yang sudah mengajar dan melakukan berbagai hal baik dan benar justru dialah yang mereka Benci dan mereka salibkan. Mata rohani mereka telah dibutakan oleh dunia ini.
Pada masa pertumbuhan gereja mula-mula Para orang percaya harus mengalami berbagai aniaya. Stefanus adalah tokoh martyr yang pertama dalam sejarah gereja. Oleh karena kebenaran injil Kristus ia harus mati dianiaya dilempari dengan batu oleh orang-orang Yahudi pada masa itu. Persitiwa itu adalah suatu kekejian dan sungguh memilukan. Dari dahulu hingga saat ini memperjuangkan kebenaran bukanlah hal yang mudah, namun penuh dengan konsekwensi, yaitu diterima atau ditolak, dipuji atau dihina. Namun sebagai orang Kristen yang punya prinsip iman yang teguh maka jangan penah takut memperjuangkan kebenaran.


Jemaat yang dikasihi Kristus, Seperti nabi Amos yang penuh ketulusan menerima panggilan Allah untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran, demikianlah kita juga berani melakukan hal yang sama dan menyerukan seruan nabi Amos sebagaimana yang tertulis dalam Amos 5:24: Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir." Kiranya kita sebagai pengikut Kristus juga dengan penuh kesungguhan untuk menyuarakan Kebenaran. Jangan pernah takut atau tawar hati dalam menyuarakan kebenaran. Yakinlah bahwa Tuhan Yesus pasti akan selalu menyertai setiap orang percaya yang dengan penuh keberanian menyatakan kebenaran itu agar terciptalah suasana hidup yang penuh dengan damai sejahtera.


Kiranya Khotbah Minggu 11 Juli 2021, Tetaplah Menyuarakan Kebenaran, Amos 7:10-17 berkenan ditengah kehidupan kita bersama dan menjadi berkat.
Bapak, Ibu, Saudara, Mohon dukungannya atas chanel ini. Trimakasih.

Selamat menyuarakan dan menghidupi kebenaran Allah ditengah dunia ini sampai selama-lamanya,. Amin.