#KhotbahMinggu
#KasihPersaudaraan
#KhotbahMinggu27Juni2021
#2Samuel1:17-27
Khotbah Minggu Ini menuntun kita untuk memelihara kasih persaudaraan dengan sesama kita.
Khotbah Minggu ini adalah Khotbah Minggu 27 Juni 2021, Kasih Persaudaraan.
Silahkan menyimaknya, kiranya menjadi berkat bagi saudara.



Saudara yang terkasih, Ada sebuah ungkapan demikian, lebih mudah mencari 1000 lawan daripada mencari 1 orang sahabat. Hal itu berarti bahwa betapa sulitnya untuk menemukan seseorang yang dapat menjadi saudara bagi kita. Itu juga berarti bahwa kita sangat membutuhkan orang lain sebagai teman untuk berbagi, teman untuk bertukar fikiran dlsb. Untuk memahami teks kotbah ini kita perlu memahami dari awal awal pasal yang pertama ini.
Nyanyian ratapan Daud ini diisi dengan kata-kata, ratapan “betapa gugur para pahlawan…” pada ayat. 19, 25, dan 27. Lewat nyanyian ratapan ini Daud menyerukan alasan mengapa Israel harus berduka, yaitu karena Saul dan Yonatan begitu dikasihi dan begitu perkasa di dalam peperangan. Selanjutnya Daud mengungkapkan bagimana perasaannya yang begitu merasa susah karena telah kehilangan Yonatan sahabat sejatinya. Daud merasa bahwa cinta kasih yang ada pada Yonatan berbeda dari kasih seorang ibu kepada anaknya ataupun cinta seorang istri kepada suaminya. Cinta kasih Yonatan adalah kasih yang disertai perasaan hormat dan kagum dari seorang Yonathan kepada Daud sang raja Israel. Bagi Daud, apa yanbg dilakukan oleh raja Saul dan Yonatan adalah hal yang terbaik untuk membela Israel. mereka sangat handal di medan perang, sebagaimana disebutkan dalam ayat 23 Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah.

Saudara yang terkasih, di dunia ini kita tidak bisa hidup sendiri. Selain orang tua dan keluarga, kita butuh orang lain.
Ada sebuah kisah tentang hubungan persaudaraan, Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius. Dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal selama 40 tahun mereka hidup selalu rukun berdampingan. Namun hubungan yang akrab itu kini retak hanya disebabkan oleh kesalahpahaman yang sepele saja yang berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk pertengkaran. Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa. Oleh karena kemarahan yang meluap mereka sama sekali tidak ingin saling berjumpa. Akhirnya si adik mengambil langkah bagaimana caranay supaya ia tidak bertemu lagi dengan kakanya, ia mengeruk tanah di lahan pertanian yang berbatasan dengan tanah milik kakaknya, dan mengalirinya dengan air hingga menjadi seperti sebuah sungai yang dalam dan luas yang memisahkannya dengan kakaknya..
Demikian dengan si kakak, ia tidak mau kalah, ia berencana membuat sebuah pagar yang sangat tinggi supaya tidak melihat ke arah lahan adiknya. Kemudian ia memanggil tukang untuk mengerjakannya, membeli bahan bangunan, dan meninggalkan tukang itu bekerja berhari-hari.
Setelah beberapa hari, ketika sang kakak petani itu kembali, ia melihat bahwa tukang kayu itu sudah menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terkejutnya ia melihat hasil pekerjaan sang tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu yang tinggi, sebagaimana yang dimintanya. Namun, yang ada adalah jembatan untuk Melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dan tertata rapi. Tak lama kemudian dari seberang terlihat sang adik berjalan menaiki Jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar ingin memeluk kakaknya yang ada di seberang kemudian ia berkata: engkau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku? kata sang adik pada kakaknya. Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan, Saling berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi. Kedua kaka beradik itu berkata kepada tukang itu, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,? Namun tukang itu berkata, Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini,? tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya bangun.
Saudara yang terkasih, kisah itu mengajarkan kita akan bergitu berartinya kasih persaudaraan. Persaudaraan yang rukun rukun jauh lebih berarti daripada hubungan yang selalu berselisih. Ternyata membangun sebuah hubungan yang baik itu tidak terlalu sulit, yang penting ada kemauan, ada ketulusan.
Sebagaimana dikatakan Dalam Ibrani 13:1 Peliharalah kasih persaudaraan!
Saudara yang terkasih, mari kita meminta pertolongan dari Tuhan agar Ia menuntun kita dalam menciptakan hubungan persaudaraan yang rukun dengan sesama kita manusia. Agar tercipta kasih persaudaraan yang rukun, seperti persahabatan Daud dan Yonatan. Tuhan Yesus kiranya memampukan kita. Amin.